Sabtu, 10 Januari 2009

Help Palestine [hidayahnet] Goresannya Lebih Tajam dari Jarum Hospital

muhammad haleem
Tue, 13 Mar 2007 15:49:42 -0800
9/3/2007 5:49:17 PM

Goresan Penanya Lebih Tajam dari Jarum Prakteknya

Mengenang 4 Tahun Syahidnya Ahli Radiografi Hamas, Dr. Ibrahim al Muqadima
(Gugur 8 Maret 2003)
Infopalestina: Dia adalah seorang intelektual dan pemikir gerakan Islam di
Palestina, tubuhnya tak pernah bersih dari debu-debu perjuangan, memiliki
analisa dan pandangan cemerlang, tulisan-tulisanya tajam, lebih tajam dari
jarum suntik yang dia pakai praktek saban hari, memiliki tekad yang tak pernah
lentur, semangat juangnya melegenda, seorang demawan yang tak pandang bulu.
Beliau adalah seorang aktifis perjuangan yang tak pernah memikirkan akan
dirinya barang sehari saja. Seluruh obsesinya adalah untuk dakwah dan demi
membebaskan tanah suci Palestina dari kebiadaban dan jarahan tangan-tangan
kotor imperialis zionis Israel.


Kesyahidannya telah memaksa orang-orang yang belum mengenalnya untuk ingin
tahu lebih jauh tentang sosoknya. Terutama bagi sebagian besar mereka yang
belum pernah mendengar namanya, juga tentang dirinya. Karena beliau adalah
sosok misterius yang justru di takuti oleh cecunguk-cecunguk dan para penjagal
Israel. Dia selalu merahasiakan jati dirinya dalam kerumunan massa; jika hadir
tidak dikenal dan jika tidak ada tak kan ada yang merasa kehilangan. Beliau
selalu menjauhkan diri dari publikasi media, foto-fotonya tak banyak dijumpai
dalam berita. Namun kerja jihadnya, yang dilakukan secara diam-diam dan justru
menggetarkan lawan, ternyata telah menghantarkan suatu hal yang memang telah
lama dirindukan; gugur sebagai syuhada'. Dia adalah seorang mujahid
yangberjuang penuh keikhlasan dan kepuasan, hanya mengharap keridhaan dari sisi
Rabbnya. "Wahai jiwa yang tenang,kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas
lagi diridhoi-Nya.Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam surga-Ku."
Dia adalah Ibrahim Ahmad al Muqadima. Keluarganya terusir dari kota Yabha
bersama ribuan warga Palestina lainnya pada tahun 1948, disebabkan oleh aksi
kaum teroris Israel yang berhasil membantai orang-orang Palestina di
tengah-tengah kebisuan masyarakat dunia dan PBB. Ibrahim Muqadima, atau yang
juga dikenal dengan sebuatan Abu Ahmad, lahir pada tahun 1950 di wilayah Beit
Darras. Kemudian demi mempertahankan hidup, dia pindah ke Kamp Pengungsi el
Bureij di tengah Jalur Gaza. Berkeluarga dengan tujuh anak. Selama intifadhah
al Aqsha berlangsung dia berpindah ke kota Gaza karena pasukan penjajah Israel
mengisolasi jalur perhubungan Jalur Gaza.
Ibrahim kecil tinggal di Kamp Pengungsi Jabaleya, menyelesaikan pendidikan
mulai sekolah dasar hingga menegah atas (SMU) di sekolah-sekolah yang berada di
bawah bimbingan UNRWA (lembaga bantuan PBB di Palestina). Usai SMU, Ibrahim
melanjutkan studinya ke fakultas kedokteran gigi di sebuah universitas di Mesir
hingga selesai dan menjadi dokter gigi.
Semasa mudanya, Muqadima bergabung dalam barisan Ikhwanul Muslimin. Usai
menyelesaikan studinya, kembali ke Jalur Gaza dan menjadi salah seorang
pemimpin gerakan Hamas. Muqadima termasuk orang yang dekat dengan Syaikh Ahmad
Yasin, pendiri dan tokoh spiritual Hamas.
Muqadima membentuk barisan inti pertama sel militer Ikhwanul Muslimin di
Jalur Gaza bersama sejumlah pemimpin Ikhwan serta memberikan pasokan senjata
kepada para pejuang Palestina. Pada tahun 1983, Muqadima ditangkap untuk
pertama kali atas tuduhan kepemilikan senjata serta menyebarkan dan
mengembangkan sel militer Ikhwan di Jalur Gaza. Atas dakwaan tersebut, Muqadima
divonis 8 tahun kurungan yang dijalaninya di penjara-penjara penjajah Iarael.
Aktivitas sehari-hari Muqadima sebagai dokter gigi di Rumah Sakit Asy Syifa'
di Gaza. Kemudian mendapatkan pelatihan dalam bidang radiografi (pe-rontgen-an)
dan menjadi spesialis dalam bidang tersebut. Setelah dikurung dan
penjara-penjara pemerintah otoritas palestina, Muqadima melepaskan jabatannya
di departeman kesehatan Palestina kemudian bekerja sebagai dokter gigi di
Universitas Islam Gaza.
Selama menjalani hukuman di penjara pemerintah otoritas Palestina, Muqadima
mengalami berbagai penyiksaan sangat berat. Berat badannya turun hingga
separohnya akibat tindak kebiadaban para penyidik pemerintah otoritas Palestina
pada tahun 1996.
Muqadima adalah termasuk tokoh yang paling menentang perjanjian Oslo. Dia
melihat, apapun namanya perjanjian damai dengan penjajah Israel akan berakhir
dengan pembunuhan seluruh warga Palestina serta meleyapkan issu persoalan
mereka. Dia melihat bahwa perlawanan (muqawamah) adalah jalan satu-satunya
untuk meraih kemerdekaan dan mendapatkan kembali Negara Palestina, meskipun hal
itu harus berakhir dengan dengan gugurnya separoh rakyat Palestina.
Dr. Muqadima, adalah sosok pejuang yang memiliki akal dan pemikiran yang
cemerlang, memiliki pandangan-pandangan yang strategis. Beliau di tahan pihak
pemerintah otoritas Palestina atas tuduhan pendirian sel militer rahasia
Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Gaza. Karenanya dia mendapatkan penyiksaan
yang luar biasa. Mendekam dalam penjara pemerintah otoritas selama 3 tahun
setelah kemudian dilepaskan. Pihak dinas keamanan Palestina sendiri telah
berkali-kali menangkap dan menahan Muqadima.
Belakangan, Muqadima mencurahkan aktivitasnya dalam bidang dakwah dan
pemikiran bagi Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Di sini, Muqadima memberikan
materi-materi keagamaan, politik dan pergerakan terutama di kalangan pemuda
Hamas dan lebih sepesifik lagi adalah di kalangan akademik (kampus), di
lingkungan yang terakhir ini beliau memiliki jam terbang sangat padat.
Selama berada dalam penjara, dari tangannya telah lahir sejumlah karya buku
dan kajian dalam bidang keamanan. Di antaranya, ma'alim fit thariq ila tahrir
filistin (rambu-rambu jalan menuju pembebasan Palestina), juga berbagai kajian
seputar kondisi kependudukan di Palestina yang diterbitkan beberapa bulan
sebelum kesyahidan beliau dengan judul "ash shira' as sukani fi filistin"
(konflik kependudukan di Palestina) serta berbagai kajian dalam bidang keamanan.
Dalam jajaran pimpinan Hamas, Ibrahim Muqadima termasuk sosok yang paling
berhati-hati terhadap segala kemungkinan yang terjadi menyangkut masalah
kemanan, sangat jarang tampil dalam media massa. Dalam berbagai aksi yang
dilancarkan, untuk mengelabui Muqadima menggunakan beragam cara penyamaran
dengan berganti-ganti baju dan mobil yang dia pakai. Juga bergnti-ganti jalan
yang dia lewati, sampai-sampai dalam satu kali perjalanan dia bisa dipastikan
lebih dari sekali berganti mobil.
Pada hari Sabtu pagi 8 Maret 2003, militer Israel melancarkan operasi
pembunuhan terhadap Muqadima bersama tiga anak buahnya. Hal itu terjadi setelah
dua pesawat Apache Israel buatan Amerika melancarkan serangan terhadap mobil
yang di kendarai Muqadima bersama anak buahnya dengan menggunakan rudal
udara-darat yang berakhir dengan gugurnya tokoh intelektual Palestina, ini
bersama tiga anak buahnya ditambah seorang bocah yang sedang lewat dekat lokasi
serangan.
Berikut sedikit cuplikan goresan pena Muqadima di bagian akhir dalam bukunya
"ma'alim fiit thariq ilaa tahriri filistin":
"Inilah rambu-rambu yang aku persembahkan di hadapan para pemuda muslim di
Palestina dan luar Palestina. Rambau-rambu ini aku tujukan secara spesifik
kepada para pemuda muslim karena pada dirinyalah terpusat segala harapan untuk
memahami lebih jauh persoalan (Palestina) ini, untuk kemudian bertolak
dengannya di dalam jalan yang benar (at thariq ash shahih).
Ma'alim ini sudah semestinya tidak hilang dari otak kaum muslimin di dalam
jalam mereka menuju pembebasan Palestina (tahriru filistin), yang tidak akan
melalikan mereka segala pancaroba realita dan keculasan serta pengkhianan
musus-musuhnya.
Realita kita saat ini sungguh sangat memprihatinkan bila dibandingkan dengan
kekuatan musuh-musuh kita, serta berbagai persekongkolan yang mereka lancarkan
kepada kita selam ini. Realita yang menunjukan bahwa kaum muslimin layak untuk
ditumpahkan (darahnya), sementara musuh-musuh mereka bahu membahu dalam
kelaliman. Namun saya memiliki harapan di sisi Allah, Dia-lah yang memiliki
kendali agama-Nya, akan menolong tentara-tentaranya dan menghinakan kebatilan
dan para pendukungnya. Kabar gembira dari ayat-ayat al Quran dan hadits-hadits
Rasulullah semakin menambah keyakinan harapan ini menghunjam kokoh seakan aku
melihatnya di depan pelupuk mata.
Dan aku memiliki harapan pada pemuda gerakan Islam, untuk bangkit dan
menyibak selimut tidur dan debu kemalasan, terus berkarya siang dan malam untuk
berjihad fii sabilillah, mengorbankan segala apa yang dimiliki baik berupa
potensi dan jiwanya, harta dan waktunya. Kemudian mencurahkan segalanya penuh
keikhlasan demi mengharap keridhaan Allah swt. Selanutnya membulatkan tekadnya
di jalan Islam dan bersatu-padu di jalan Islam untuk membebaskan Palestina dan
seluruh bumi dari tangan-tangan kotor para thaghut.
"Dan orang-orang yang berjihad (di jalan) kami, sungguh kami akan menunjukan
kepada jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat
ihsan (muhsinin)."
"Wahai orang-orang yang beriman, sekiranya kalian bertaqwa kepada Allah
(pasti) Dia jadikan buat kalian furqa (pembeda), menghapus dosa-dosa dan
mengampuni kalian. Dan Allah Pemilik keutamaan Yang Agung."
Selamat berkarya wahai pemuda Islam, perjuangan ini berat butuh kesungguhan
bukan gurauan. Sungguh, aku melihat isyarat kabar gembira kemenangan, bi
idznillah, di wajah-wajah kalian yang bercahaya dan dalam hati kalian yang
bersih. "In yanshurkumullahu falaa ghaliba lakum: Jika Allah menolong kalian,
tak seorangpun mampu mengalahkan kalian."
Kelahiran Sang Pemimpin
Dr. Ibrahim Ahmad al-Muqadima (Abu Ahmad) lahir pada tahun 1950 di kamp
pengungsi Palestina Jabaliya. Beliau kemudian tinggal di kamp pengungsi
Palestina al-Buraij di Jalur Gaza. Sementara, keluarganya yang hijrah dari
Palestina pada tahun 1948 kembali ke daerah Bait Daris. Beliau menikah dan
memiliki tujuh orang anak. Setelah itu, beliau menetap di kota Gaza.
Al-Muqadima tinggal di kamp Jabaliya dan belajar di beberapa sekolah yang
dikelola oleh lembaga bantuan internasional. Beliau termasuk siswa yang cerdas.
Setelah mendapat ijazah SMU, beliau meneruskan pendidikan di Fakultas
Kedokteran Gigi di salah satu universitas di Mesir dan lulus sebagai dokter
gigi.
Al-Muqadima bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin sejak masih muda.
Setelah menyelesaikan studinya di universitas, beliau kembali ke Jalur Gaza dan
bergabung dengan para pemimpin gerakan Ikhwan. Beliau termasuk orang dekat
Syaikh Ahmad Yasin.
Al-Muqadima membentuk cikal bakal organ militer khusus bagi Ikhwanul Muslimin
di Jalur Gaza. Bersama sejumlah pemimpin Palestina, beliau memperkuat para
pejuang dengan senjata. Pada tahun 1983, beliau ditahan untuk pertama kalinya
karena dituduh mendapat senjata dan mendirikan organ militer Ikhwanul Muslimin
di Jalur Gaza. Akhirnya, beliau divonis 8 tahun penjara.
Dr. Ibrahim al-Muqadima bekerja sebagai dokter gigi di rumah sakit asy-Syifa
di Gaza. Kemudian beliau mengikuti pelatihan sinar rontgen sampai menjadi
spesialis sinar rontgen. Setelah keluar dari penjara pemerintah Palestina,
beliau berhenti dari pekerjaannya di Departemen Kesehatan Palestina kemudian
bekerja sebagai dokter gigi di Universitas Islam di Gaza.
Al-Muqadima termasuk orang yang paling menentang perjanjian Oslo. Beliau
berpendapat bahwa perjanjian apapun dengan Zionis pada akhirnya akan
menyebabkan terbunuhnya semua orang Palestina serta tidak akan menyelesaikan
permasalahan mereka. Beliau juga berpendapat bahwa satu-satunya jalan untuk
mendapatkan kemerdekaan negara Palestina adalah dengan perlawanan, meskipun hal
tersebut akan menyebabkan syahidnya sebagian penduduk Palestina
Dr. al-Muqadima pada akhir hayatnya sibuk dalam bidang dakwah dan pemikiran
gerakan Hamas. Beliau memberikan pelajaran agama, politik, dan pergerakan
kepada para pemuda gerakan Hamas, khususnya para mahasiswa. Dalam hal ini
beliau memiliki peran besar.
Dr. al-Muqadima telah menyusun sejumlah buku dan makalah tentang persoalan
keamanan, baik ketika di dalam penjara maupun ketika di luar penjara. Di
antaranya adalah Rambu-rambu Menuju Kemerdekaan Palestina. Beberapa bulan
sebelum syahid, studi beliau tentang kondisi penduduk di Palestina dengan judul
Pergulatan Penduduk Palestina, diterbitkan. Di samping itu, beliau memiliki
banyak studi dalam bidang keamanan.
Sosok Tegar dalam Situasi Sulit
Dr. Ibrahim al-Muqadima adalah sosok yang tegar dalam situasi-situasi sulit,
serta sangat teguh dan sabar. Beliau menghabiskan masa hidupnya untuk
kepentingan Palestina. Beliau termasuk salah satu pendiri organ militer Hamas
di Jalur Gaza serta termasuk panglima operasi militer sebelum terjun ke dunia
politik dan dakwah. Beliau selalu mengingatkan orang-orang yang berada di
sekitarnya bahwa hak-hak harus diambil, tidak boleh diberikan. Serta tekad
kuatlah yang pasti menang.
Beliau sosok yang hidup di sebuah masa di mana aktivitas tidak ada, sikap
jantan demikian langka, niat sudah lenyap, dan semua manusia tunduk dan
menyerah. Beliau percaya bahwa puncak kemenangan akan terwujud dengan
pengorbanan dan kucuran darah. Akhirnya beliau mengukir di atas hamparan bumi
dengan kucuran darahnya agar jihad terus berkobar dan perlawanan terus
berjalan. Beliau telah menanam semangat jihad suci dan pondasi kemuliaan yang
tidak akan runtuh ke dalam diri para pemuda. Beliau sadar bahwa kebenaran harus
dilindungi dengan kekuatan.
Mencapai Puncak
Sang pemimpin dan salah seorang pembesar Hamas di jalur Gaza itu, Dr. Ibrahim
al-Muqadima, naik menuju surga illiyyin setelah kekuatan Penjajah Israel
membunuhnya beserta tiga orang rekannya. Pada saat itu, empat helikopter Apache
milik Israel meledakan sebuah mobil yang sedang dikendarai al-Muqadima dan tiga
orang rekannya di sebuah jalan Palestina di daerah Rimal di tengah Jalur Gaza.
Para saksi mata menyatakan bahwa empat buah helikopter Apache milik Israel
menembakan rudal sebanyak enam kali di jalan raya Palestina, di daerah Rimal
sebelah utara, di kota Jalur Gaza. Hal itu menyebabkan setidaknya empat warga
Palestina menjadi korban. Tubuh mereka menjadi jasad tak bernyawa.
Ledakan itu juga membuat mobil tersebut menjadi potongan besi yang hangus.
Bom tersebut juga melukai beberapa pejalan kaki, menghancurkan beberapa mobil,
dan memecahkan puluhan jendela rumah.
Sumber-sumber Palestina menyatakan bahwa mereka yang menjadi syuhada adalah
Ibrahim al-Muqadima (53 tahun) yang merupakan dokter gigi, pemimpin dan pendiri
gerakan Hamas, serta pemimpin organ militer Hamas tahun 1996. Beliau pernah
ditahan Israel selama lebih dari sepuluh tahun. Juga pernah ditahan di
penjara-penjara Palestina dan pernah mengalami berbagai siksaan berat.
Di antara syuhada lainnya adalah Abdurahman Zuhair al-Amudi (27 tahun),
Khalid Jum’ah (29 tahun), dan Ala’ Syukri (24 tahun). Mereka semua adalah rekan
Dr. Ibrahim al-Muqadima.

Kesaksian Teman Sekaligus Saudara Ipar (Abu Bilal)
Tidak berlebihan apabila orang pernah hidup dan dekat dengan Abu Ahmad
(Ibrahim al Muqadima) menggambarkannya sebagai sosok sahabat (nabi) yang hidup
pada masa kini. Ia adalah orang yang memiliki cita-cita tinggi, teguh terhadap
kebenaran, tidak takut kepada celaan orang lain selama berada di jalan Allah,
sederhana, zuhud, meremehkan kehidupan dunia, sabar, teguh, berakhlak mulia,
dan lembut. Semua sifat ini dapat Anda temukan pada diri Abu Ahmad. Dalam
dirinya telah terkumpul sifat-sifat istimewa. Abu Ahmad adalah seorang
petualang dengan seluruh makna yang terkandung di dalamnya.
Di sini saya hanya akan menyentuh tentang aspek kemanusiaan dari kehidupan
laki-laki ini. Manusia besar ini tidak mengenal rasa hasud, bahkan kepada orang
yang menyakitinya. Ia menerima kejahatan dari kerabatnya, tetapi dia tidak mau
mendoakan kejelekan bagi mereka.
Abu Ahmad menasehati para pemuda Islam agar berdakwah dengan hikmah, sesuai
dengan sabda Rasulullah saw. “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada umatku;
karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” Karena itu, lisannya bersih dan
suci. Dia tidak pernah menggunakan kata-kata yang melukai, bahkan kepada
musuhnya sekalipun. Adapun baktinya terhadap ibunya, maka anda jarang
mendapatkan orang yang menjaga baktinya kepada ibunya dengan baik seperti
beliau. Ia tunduk dan patuh kepada perintah ibunya. Semua yang kelihatan
disenangi ibunya baik makanan maupun minuman diberikannya. Berbuat ramah dan
halus terhadapnya. Ketika ibunya terbaring karena terkena berbagai penyakit,
Abu Ahmad mengurangi aktivitasnya dan mengutamakan sebagian besar waktunya
untuk ibunya dari pada untuk dirinya sendiri. Ketika masuk rumah, lebih dahulu
dia masuk ke kamar ibunya dan menghiburnya dengan kasih sayang, padahal dia
sangat lelah.
Adapun tentang kebaikannya kepada rekan-rekannya, maka ia merupakan sosok
ayah yang dirindukan, sosok paman dan saudara yang baik. Lalu terkait dengan
kemampuannya yang luar biasa dalam menilai sesorang dan hampir tidak pernah
salah, ia mampu mengetahui sifat seseorang dengan satu atau dua kata saja yang
meliputi semua kepribadiannya, meskipun tidak memiliki latar belakang tentang
diri seseorang tersebut. Beliau tidak pernah menunjukkan sikap permusuhan
meskipun terhadap lawan. Mengenai kehalusan perasaannya, mungkin banyak orang
yang tidak mengetahui bahwa Abu ahmad adalah seorang penyair yang menebarkan
kehalusan dan vitalitas meskipun syairnya hanya sedikit.
Saat beliau berada di penjara Asqalan, datanglah berita kematian anaknya yang
tertua, Ahmad, karena tenggelam. Peristiwa tersebut terjadi pada akhir tahun
90-an. Namun demikian, hal itu tidak menghalanginya untuk menyampaikan
pelajaran setiap hari kepada para ikhwan di penjara. Baru ketika malam tiba,
dia menyendiri untuk memecah ombak lautan yang telah menelan jasad si kecil
Ahmad dengan mengungkapkan kesedihannya melalui bait-bait syair yang
seolah-olah mampu memecah karang.
Adapun tentang sikap beliau yang mengutamakan teman-temanya di penjara atau
di luar penjara, hal itu telah dikenal oleh semua orang yang pernah hidup
bersamanya. Ia adalah orang yang merasakan nikmatnya membantu saudara-sudara
seperjuangan, sekaligus menolong mereka, membahagiakan mereka, bergadang untuk
mereka, serta memecahkan persoalan-persoalan mereka. Ia ibarat seorang ayah,
saudara, sosok yang berjiwa lapang dan penuh kasih sayang.
Semoga Allah merahmatimu wahai Abu Ahmad dan semoga Dia menggantimu dengan
kebaikan.
Semoga Allah merahmatimu wahai syahid dan pejuang. Semoga Allah mempertemukan
kita dalam surganya yang agung. Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un.
(warsito/berbagai sumber)

muhammad haleem
Tue, 13 Mar 2007 15:49:42 -0800
9/3/2007 5:49:17 PM
Read More… Read More… Read More…

0 komentar: