Sabtu, 10 Januari 2009

PENOLAKAN KITABNYA ORANG KRISTEN SEKARANG




Orang Islam beranggapan bahwa kitab sucinya orang Kristen yang dipegang sekarang ini sudah tidak suci atau asli lagi. Karena berpedoman pada pernyataan ayat-ayat Al qur'an diantaranya:

"Alladziina yattabi 'uunar rasuulan nabiyyat umiyyal ladzii yajiduunahuu maktuuban 'indahum fit taurooti wal injiili ya' muruhum...", artinya: "Orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang umi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka"
(Qs. 7:157)

Dan juga diperkuat pernyataan ayat berikut ini:

"wa idz qoola 'iisabnu maryama yaa banii israa iila innii rosuulullahi ilaikum mashadiqol limaa baina yadayya minat tauroti wa muba sysyiron bi rosuuiln ya 'ti min ba 'diismuhuu ahmad..." artinya: "Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: 'Hai bani Israel, sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu memberikan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahKu, yang namanya Akhmad (Muhammad)..." (Qs Ash. Shaff 61.6)



Dengan dasar pedoman Al Qur'an pada 2 nats ayat di atas, orang-orang Islam berkeyakinan bahwa Muhammad itu sudah tertulis nubuatannya di dalam kitab Taurat dan Injil, tapi bukan kitab Taurat dan Injil yang dipegang orang Kristen sekarang, yang mana keadaannya sudah tidak suci atau asli lagi.

Sehubungan dengan tidak terdapatnya sebuah nama Ahmad atau Muhammad di dalam Kitab Perjanjian Lama dan Baru, maka Allah berfirman kepada Muhammad, menyatakan bahwa: "Ada orang yang mengaku rasul, nabi yang umi namanya sudah tertulis di dalam Taurat dan Injil. Dan Allah juga menyatakan bahwa "Isa berkata kepada bani Israel, akan adanya seorang Rasul sesudah-Nya yang bernama Ahmad." Memang tidak pernah ada tertulis di dalam Alkitab Taurat dan Injil seorang Rasul atau nabi yang bernama Ahmad maupun Muhammad. Penulis Alkitab Perjanjian lama dan Perjanjian Baru adalah orang-orang yang beriman, tidak segampang itu mengatakan dengan sembarangan; yaitu mengatakan "telah mengubah atau menyembunyikan".

Menurut keyakinan orang Islam bahwa Kitab Taurat diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Musa As. Kitab Zabur (Mazmur) diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Daud As. Kitab Injil diberikan dan dipercayakan kepada Nabi Isa As. Kalau ketiga kitab itu sudah diberikan dan dipercayakan kepada para Nabi dan Rasul yang diutus-Nya, tetapi ternyata mereka tidak bisa menjaga keabsahan dan keasliannya. Pertanyaannya yang salah itu yang mengutus atau yang diutus? Kalau memang demikian adanya tentunya yang mengutus yang dipersalahkan, karena yang mengutus itu adalah Tuhan Yang Maha Tahu, kenapa yang diutus itu tidak bisa mempertanggungjawabkan, tetapi tetap diutus? Perlu diketahui bahwa Yesus (Isa) pada masa hidupnya dibumi tidak pernah menerima sebuah kitab, yang bernama kitab Injil. Justru kitab Injil itu pada dasarnya yang mencatat kehidupan pelayanan Yesus di muka bumi serta mencatat kematian, kebangkitan dan terangkat-Nya kembali ke Surga. Pertanyaannya, kenapa Al Qur'an salah informasi dan persepsi yaa...? Perlu diketahui juga bahwa para perncatat Kitab Perjanjian Baru itu para murid-Nya sendiri serta orang-orang yang hidupnya sezaman dengan Yesus itu sendiri. Mereka semua itu adalah para saksi mata yang hidup melihat peristiwa kejadian itu secara langsung.

"Theofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar."
Lukas 1:1-4

Dengan demikian para murid beserta para saksi mata tidak pernah mendengar ucapan Yesus yang menubuatkan kedatangan seorang Nabi atau Rasul bernama Ahmad atau Muhammad. Dan Yesus sendiri pun tidak pernah mengatakan demikian.

Kalau yang dikatakan Al Qur'an itu dari kutipan ucapan Yesus dalam bahasa Ibrani atau Aramik yang dicatat dalam Kitab Yohanes 16 membicarakan masalah kehadiran Ruakh Hakadosh (Roh Kudus) yang disebut dengan nama lain Roh Kebenaran dalam bahasa Ibraninya Ruakh Ha Emed. Mungkin dari kata-kata itulah dipersepsikan (dianggap) Ahmad atau Muhammad, mengingat ucapan Ha Emed dan Ahmad itu kedengaran bunyinya mirip/sama. Kalau memang benar demikian Ahmad atau Muhammad itu utusan Yesus. Haleluya, puji Tuhan karena Ha Emed datang itu diutus oleh Yesus.

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu; adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi; Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu".
Yohanes 16:7


Jadi kesimpulan ayat itu Yesus akan pergi, terus Dia akan mengutus Ruakh Ha Emed, dan pekerjaan Ha Emed itu adalah menghibur orang Kristen. Kalau memang benar adanya bahwa Ha Emed itu adalah Ahmad atau Muhammad datang itu diutus Yesus untuk menghibur orang-orang Kristen donk...? Kalau gitu orang Kristen bisa sama-sama dengan umat Islam mengucapkan Haleluya 12 kali, karena sama-sama merasa dihibur oleh Ahmad atau Muhammad.

Ada pertanyaan lagi, yang salah itu bukan par nabi dan rasul tapi umat yang berkhianat, oleh sebab itu Allah dalam Al Qur'an berfirman lagi yang memberi tuduhan dan prasangka kepada ahli kitab:

"Yaa ahlal kitaabi qad jaa akum rosuulnaa yubayyinu lakum katsuram mimaa kuntum tukhfuuna minal kitaabi waya ' fuu 'ankatsiirin...", artinya: Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan.
(Al Maaidah 5:15)

Pernyataan semacam itu justru sangat ironis sekali karena di sisi lain saat Muhammad kebingungan dan kebimbangan dalam keraguannya menerima wahyu dari Allah, lantas Allah malah memerintahkan Muhammad yang bunyinya demikian:

"Fa in kunta fii syakin mim maa anzalnaa ilaika fas alil ladziina yaq ra uunal kitaaba min qablika..."
"Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu..."
(Qs. Yunus 10:94)

Secara nalar dan logika, mestinya Allah harus melarang secara keras dan tegas kepada Muhammad supaya tidak bertanya kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum Muhammad. Sebab isi kitab yang dibaca itu sudah banyak yang disembunyikan, dengan demikian orang yang membaca kitab itu sudah tidak dapat dipercaya sama sekali atau tidak bisa dipercaya lagi. Tapi ironisnya mengapa Allah justru malah menyuruh Muhammad bertanya kepada mereka?

Golongan Islam kembali menuding kitab yang kita pegang sekarang ini telah dirubah sehingga isinya sudah tidak asli lagi, hal ini didasarkan pernyataan Al Qur'an.

"A fa tathma'uuna ayyu ' minuu laqum waqod kana fariiquum minhum yasma uuna kalamallahi, tsumma yukharri fuunahuu minba 'di maa aqoluuhu wahum ya 'lamuun".
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui".
(Qs. Al Baqoroh 2:75)

Benarkah ayat itu menuding kitab yang kita pegang ini yang diubah? Sama sekali tidak ada hubungannya dan kena mengena. Coba saudara cermati, teliti, dan hayati serta fahami bunyi isi ayat itu dengan sungguh-sungguh saudara pasti akan menemukan isi ceritanya.

Jalan ceritanya demikian: Pada waktu itu Muhammad menyampaikan ajarannya di lingkungan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Lantas sebagian orang-orang Yahudi dan Nasrani mengikutinya. Saudara bisa baca sendiri pernyataan ini di Qs. 3:199. Di sana dikatakan ada ahli kitab yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepadamu (Al Qur'an). Para ahli kitab ini mengikuti serta mendengarkan firman Allah yang disampaikan oleh Muhammad dengan sunguh-sungguh. Tapi setelah dirasa tidak cocok dengan ajaran keyakinan mereka semula yang berpedoman dan berpegang pada Kitab Taurat dan Injil, maka mereka sebagian kembali lagi kepada ajaran mereka semula yang berpedoman sepenuhnya hanya dengan Kitab Taurat dan Injil serta tidak mau lagi mempercayai dan mengimani lagi kata-kata Al Qur'an. Di situlah latar belakang turunnya ayat Al Qur'an seperti di atas.

Marilah kita sekarang renungkan kalimat demi kalimat supaya lebih jelas. "Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu". Berarti dulu sudah ada orang-orang Yahudi dan Nasrani yang disebut ahli kitab itu percaya kepadanya (Muhammad). Dan Muhammad tetap mengharapkan mereka supaya percaya kepadanya. Seperti itulah Allah memberi teguran kepada Muhammad. Kita lanjutkan kalimat berikutnya: "Padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah". Jelas kata-kata itu ditujukan kepada segolongan mereka yang mendengar Firman Allah (Al Qur'an) yang disampaikan oleh Muhammad. Sebab kalau itu ditujukan kepada kitab makna bunyinya tidak hanya "Yasmau" (mendengar) melainkan harus ditambah dengan kata "qirath" (membaca) sebab pada zaman Muhammad hidup, Kitab Taurat dan Injil sudah beredar di daerah Arab, oleh sebab itu orang Yahudi dan Nasrani (ahli kitab) tidak hanya cukup mendengar melainkan sudah membaca sendiri setiap hari.

Jadi kesimpulannya yang dikatakan "mendengar" disini adalah mendengar Firman Allah (Al Qur'an) yang disampaikan oleh Muhammad, lantas bagi mereka tidak diimani lagi. Dan akhirnya mereka oleh Allah dikatakan mengubahnya, dengan perkataan kalimat berikut ini:
"lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya". Jadi dengan jelas kalimat disitu menyatakan bahwa mereka yang sudah memahami Al Qur'an tetapi kembali tidak mau mempercayainya lagi, dituding telah mengubahnya".

Jadi singkatnya yang diubah dalam kalimat ayat di atas bukanlah Alkitab yang diimani oleh orang Kristen sekarang ini, melainkan Al Qur'an yang pernah didengar oleh orang Yahudi dan Nasrani waktu mereka mengikuti Muhammad, tetapi mereka tidak mau mengimani Al Qur'an lagi, maka mereka dituduh telah mengubahnya.

Untuk membuktikan pernyataan ini, baiklah kami lanjutkan dengan beberapa pertanyaan:
1. Kalau Alkitab sudah dirubah, kenapa Allah masih menyuruh Muhammad bertanya kepada orang-orang yang membaca Alkitab Qs. 29:46? Logikanya mestinya Allah harus melarang Muhammad jangan bertanya kepada mereka supaya tidak disesatkan, karena kitabnya sudah dirubah.
2. Pada saat Muhammad kembali ragu-ragu menerima Al Qur'an, Allah juga menggunakan standar dasar Alkitab itu sebagai petunjuk bagi bani Israel (Qs. 32:23). Dengan kata lain Alkitab masih tetap diakui standar kebenarannya.
3. Kalau memang benar Alkitab itu sudah dirubah, mengapa Muhammad tetap disuruh beriman kepada Alkitab Qs. 3:84, Qs. 29:46?
4. Mengapa Allah masih menyatakan bahwa di dalam Taurat dan Injil ada petunjuk, ada cahaya dan ada pengajaran bagi orang yang bertaqwa Qs. Al Maaidah 5:46? Mestinya kan Allah harus berkata bahwa Taurat dan Injil itu sudah tidak ada petunjuk, cahaya dan pengajaran karena sudah dirubah.
5. Kenapa Al Qur'an juga mengatakan bahwa Allah telah menurunkan Alkitab dengan membawa kebenaran Qs. Al Baqoroh 2:176? Mestinya dalam Alkitab sudah tidak ada kebenaran karena sudah dirubah.
6. Bahkan Allah mengatakan kepada ahli kitab, tidak dipandang beragama sedikitpun hingga menegakkan Taurat dan Injil Qs. Al Maaidah 5:68. Pertanyaannya, Taurat dan Injil kan sudah dirubah kenapa masih harus ditegakkan, mestinya kan Al Qur'an saja yang diperintahkan untuk ditegakkan?
7. Kalau benar Alkitab itu sudah dirubah secara langsung mengatakan bahwa Allah tidak bisa memelihara kitab-Nya sendiri, karena membiarkan kitab-Nya dirubah orang.
8. Ada yang berdalih dengan berkata demikian, "Makanya Allah menurunkan Al Qur'an sebagai penyempurna kitab-kitab yang terdahulu". Dengan kata lailn kitab-kitab yang terdahulu itu tidak sempurna, kata-kata itu secara langsung juga menganggap Allah itu kurang bijak, karena menurunkan Alkitab yang tidak sempurna.
9. Dan masih banyak sekali yang harus saya ungkapkan supaya tidak penasaran, tetapi hal ini sudah cukup menguatkan sebagai pembuktian bahwa Alkitab yang ada sekarang ini tidak ada perubahan dari dulu sampai sekarang dan yang akan datang. Seperti yang tertulis dibawah ini,

"Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Tuhan kita tetap untuk selama-lamanya."
(Yesaya 40:8)

"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
(Markus 13:31)

"Tetapi Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Inilah Firman yang disampaikan Injil kepada kamu."
(I Petrus 1:25)

"Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengarkan perkataan-perkataan nubuat dari kita ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Tuhan akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Tuhan akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Wahyu 22:18-19

Amin, puji Tuhan.

Diposkan oleh Anthony di 07:44 |
Read More… Read More… Read More…

0 komentar: